28 Peristiwa Fenomena Langit Pada Tahun 2017

By , 2 Comments
Share on Facebook Tweet on Twitter
Jakarta, DUNIA LANGIT


     Tahun 2016 mungkin akan diingat sebagai tahun yang luar biasa di benak para pengamat langit. Bagaimana tidak, tahun ini Indonesia disapa gerhana Matahari total yang sangat berkesan. Lalu, bagaimana dengan tahun 2017?

    Sayangnya, tak ada lagi gerhana Matahari, tak ada lagi Supermoon terbesar dalam seabad terakhir. Walau begitu, masih banyak peristiwa langit lainnya yang tak kalah menarik yang bakal menghiasi langit malam kita sepanjang tahun 2017. Penasaran? 

Langsung Aja DUNIA LANGIT Bahas : 

1. Hujan Meteor Quadrantids ( 1- 6 Januari 2017 
   Hujan meteor Quadrantid akan menjadi peristiwa hujan meteor pembuka tahun 2017. Setiap tahunnya, hujan meteor ini dapat mencapai intensitas 80 meteor per jam. Hujan meteor Quadrantid sebenarnya terjadi pada rentang tanggal 1-6 Januari, namun mencapai puncaknya pada tangah malam hingga dini hari tangggal 4 Januari. Bulan sedang  berada pada fase sabit awal tidak akan menganggu pengamatan hujan meteor ini. Yang pasti, peristiwa ini bisa diamati di seluruh Indonesia.

2. Bumi di Perihelion ( 4 Januari 2017 ) 
   Perihelion bukan bahasa latin dari "kiamat". Dalam astronomi, perihelion adalah istilah yang menyatakan jarak terdekat yang dicapai Bumi dalam mengelilingi Matahari. Pada tanggal 4 Januari 2017, jarak Bumi ke Matahari hanya sekitar 0,98 AU, di mana 1 AU setara dengan 150 juta km.
    Jarak Bumi dari Matahari bervariasi sekitar 3% karena orbitnya sedikit berbentuk oval, mengikuti jalan yang disebut elips. Dalam prakteknya, variasi ini memang sangat sedikit persentasenya, namun perbedaan jarak antara perihelion dengan aphelion (jarak terjauh Bumi dari Matahari) cukup signifikan.


3. Komet 45P/Honda-Mrkos-Pajdusakova Makin Terang ( 6 Januari 2017 )
    Komet 45P/Honda-Mrkos-Pajdusakova diperkirakan akan mencapai puncak kecerlangannya, sekitar magnitudo +6,4, pada 6 Januari 2017 mendatang. Pada saat itu, ia akan berada pada jarak 0,54 AU dari Matahari, dan 0,59 AU dari Bumi. Sayangnya, dari Indonesia, komet ini ternyata akan sedikit sukar untuk diamati. Komet ini akan mencapai titik tertinggi di langit pada siang hari di seluruh wilayah Indonesia, dan akan berada di atas 10° di atas horizon barat pada saat senja.
4. Planet Merkurius Mencapai Puncak Kecemerlangannya ( 11 Januari 2017 )
    Pada tanggal ini, kita berkesempatan melihat planet Merkurius di langit timur sebelum fajar. Planet terdekat Matahari itu akan mencapai puncak kecerlangannya dengan magnitudo  -2,2. Waktu terbaik untuk mengamatinya adalah 1 jam 34 menit sebelum Matahari terbit. Merkurius akan mencapai ketinggian 16° di atas ufuk timur saat itu.
5. Gerhana Bulan Penumbra ( 11 Februari 2017 )
    Akan ada peristiwa langit berupa gerhana Bulan penumbra di tanggal ini, yang sayangnya tidak akan terlihat dari Jakarta karena Bulan sudah berada di bawah horizon barat pada saat puncak gerhana terjadi. Gerhana ini akan berlangsung dari 05:35 sampai 09:54 WIB, dan puncak gerhana akan terjadi pada pukul 07:45 WIB.
6. Planet Venus Mencapai Puncak Kecemerlangannya
    Inilah saat terbaik untuk mengamati Venus! Bila Anda pernah melihat objek seperti bintang namun tampak sangat terang, itulah Venus. Planet kedua terdekat dari Matahari ini akan mencapai puncak kecerlangannya pada tanggal ini, ia akan bersinar terang di magnitudo -5,5 Dari Indonesia, Venus sudah terlihat mulai pukul 18:27 WIB, di mana saat itu Venus berada di ketinggian 29° dari atas ufuk barat.
 
7. Gerhana Matahari Cincin ( 26 Februari 2017 )
    Belum bisa move on dari gerhana Matahari total 9 Maret 2016 kemarin? Tenang, peristiwa gerhana Matahari cincin ini akan membuat Anda tambah sulit untuk move on! Pada tanggal ini, Bulan akan melintas di depan wajah Matahari. Tapi karena Bulan berada di jarak terjauh dari Bumi, maka diameter Bulan akan lebih kecil dan terjadilah gerhana cincin.
    Sayangnya, gerhana Matahari cincin ini tak terlihat sama sekali di Indonesia. Wilayah-wilayah beruntung yang dapat menyaksikannya adalah Argentina (Matahari 97% tertutup), Cile (97% tertutup), Angola (96% tertutup), Republik Demokratik Kongo (96% tertutup), Zambia (96% tertutup) dan Namibia (92% tertutup).

8. Komet 2P/Encke Mencapai Puncak Kecemerlangannya ( 11 Maret 2017 )
    Pada tanggal ini, komet 2P/Encke akan mencapai puncak kercerlangannya, yakni sekitar magnitudo +5,9. Pada magnitudo itu, komet masih cukup sulit dilihat dengan mata telanjang, ditambah posisinya yang cukup dekat dengan Matahari. Komet 2P pada tanggal ini akan berada pada jarak 0,34 AU dari Matahari, dan 0,66 AU dari Bumi.

9. Ekuinoks Maret ( 20 Maret 2017 )
    Pada tanggal ini, tepatnya pada pukul 17:21 WIB, akan terjadi ekuinoks Maret, yakni peristiwa ketika Matahari berada di atas cakrawala. Menurut definisi astronomi, ekuinoks Maret ini menandai awal musim semi di belahan Bumi utara dan musim gugur di belahan Bumi selatan.
    Pada hari ekuinoks, Matahari akan terbit tepat di ufuk timur, lalu berada tepat di atas kepala bagi yang tinggal di garis ekuator, dan akan terbenam tepat di ufuk barat. Pada hari ini juga, kala siang dan malam di Bumi akan sama rata masing-masing 12 jam.

10. Oposisi Jupiter ( 8 April 2017 )
    Opsisi Jupiter merupakan peristiwa ketika Matahari-Bumi-Jupiter berada satu garis lurus di bidang Tata Surya. Dengan begitu, peristiwa ini juga menandai jarak terdekat antara Bumi dengan Jupiter, dan membuat Jupiter berada di posisi yang baik untuk diobservasi.
    Dari Indonesia, Jupiter akan terlihat dari pukul 18:22 WIB hingga keesokan hari pukul 05:26 WIB. Planet termasif di Tata Surya ini akan mencapai titik tertinggi di langit pada pukul 23:52 WIB, yakni di ketinggian 89° di atas horizon timur laut.
    Planet ini bisa diamati dengan mata telanjang bagai bintang kuning yang terang. Bagi Anda yang punya teleskop, Anda akan melihat diameter sudut Jupiter yang lebih besar beserta munculnya empat satelit alami besar miliknya; Io, Kalisto, Ganimede, dan Europa.

11. Hujan Meteor Lyrid ( 23 April 2017)
   Setelah tidak ada peristiwa hujan meteor sejak Quadrantid di Januari, akhirnya muncul lagi peristiwa hujan meteor, yakni hujan meteor Lyrid. Hujan meteor ini akan mencapai puncaknya di tanggal ini, 23 April 2017. Namun, ia sebenarnya sudah terjadi pada rentang waktu 19-25 April. Titik radian hujan meteor ini adalah rasi bintang Lyra, dan diperkirakan akan mencapai intensitas 10 meteor per jam, dapat diamati dengan mata telanjang di seluruh Indonesia. 


12. Hujan Meteor Eta Aquarid ( 6 - 7 Mei 2017 )
    Hujan meteor Lyrid pada 23 April membuka musim hujan meteor setiap tahunnya. Tak perlu menunggu waktu lama, pada 6-7 Mei akan terjadi lagi hujan meteor lainnya, yang kali ini merupakan hujan meteor Eta Aquarid.
    Eta Aquarids adalah hujan meteor yang dapat memproduksi hingga 60 meteor per jam pada puncaknya. Hujan meteor yang berasal dari debu komet Halley ini terjadi pada rentang tanggal 19 April hingga 28 Mei, dan puncaknya adalah pada malam 6 Mei hingga dini hari 7 Mei. Titik radiannya adalah rasi bintang Aquarius.

13.  Elongasi Venus ( 3 Juni 2017 )
    Venus mulai terlihat di langit timur saat fajar pada Maret 2017 dan akan mencapai posisi tertingginya pada fajar hari ini. Dengan ketinggian hingga 46 derajat dari horison Venus akan sangat mudah untuk ditemukan. Jika diamati dengan mata telanjang Venus akan terlihat sebagai bintang putih terang. Setelah ini posisi Venus akan menurun dengan lambat hingga mulai tenggelam dan berpindah ke langit barat saat senja pada Januari 2018.

14. Bulan Purnama Apogee ( 9 Juni 2017 )
   Merupakan bulan purnama terjauh tahun ini dalam dunia astrologi fenomena ini disebut Micro Moon lawan dari SuperMoon. Pada hari itu Bulan berada pada jarak sekitar 406.000 Km dari Bumi.

15. Oposisi Saturnus ( 15 Juni 2017 )
Sama seperti Jupiter, karena Saturnus adalah planet luar, maka oposisi bisa terjadi setiap tahunnya. Di tahun 2017, oposisi Saturnus, atau ketika Matahari-Bumi-Saturnus berada dalam satu garis lurus akan terjadi tanggal 15 Juni.
   Sang planet bercincin ini akan berada di jarak terdekat dengan Bumi dan wajahnya akan sepenuhnya diterangi oleh Matahari jika diamati dari Bumi. Dengan begitu, kenampakannya akan lebih terang, paling terang di tahun 2017.
   Planet Saturnus yang beroposisi pada tanggal ini bisa diamati di seluruh Indonesia dengan mata telanjang. Sayangnya, untuk melihat cincinnya beserta satelit-satelit alami besarnya, kita membutuhkan teleskop.

16. Solstis Juni ( 21 Juni 2017 )
Titik balik Matahari Juni atau solstis Juni bakal terjadi pada pukul 11:24 WIB di tanggal ini. Solstis Juni menandai peristiwa ketika kutub utara Bumi yang akan lebih condong ke arah Matahari. Ini juga adalah hari pertama musim panas (summer solstice) di belahan Bumi utara dan hari pertama musim dingin (winter solstice) di belahan Bumi selatan.

17. Hujan Meteor Delta Aquarid ( 28 - 29 Juni 2017 )
    Setelah Eta Aquarid pada 6-7 Mei, hujan meteor yang masih bertitik radian di rasi bintang Aquarius selanjutnya adalah Delta Aquarid. Hujan meteor ini terjadi pada rentang tanggal 12 Juli hingga 23 Agustus, namun puncaknya terjadi pada malam 28 Juli hingga dini hari 29 Juli.
    Jika Anda mengamati di lokasi pengamatan yang gelap dan bebas polusi, diperkirakan akan ada 20 meteor per jam. Peristiwa hujan meteor ini dapat disaksikan di seluruh Indonesia dengan mata telanjang.

18. Gerhana Bulan Parsial/Sebagian ( 7- 8 Agustus 2017 )
    Sebuah peristiwa gerhana Bulan parsial/sebagian akan terjadi pada 7-8 Agustus 2017. Gerhana ini terjadi ketika sebagian wajah Bulan melewati bayangan umbra Bumi, sehingga akan tampak tergigit. Gerhana ini akan terlihat jelas di sebagian besar Afrika bagian timur, Asia Tengah, Samudera Hindia, dan Australia.
    Dan bahagianya kita, Indonesia kebagian untuk melihat peristiwa gerhana Bulan parsial ini! Gerhana akan dimulai ketika Bulan memasuki bayangan penumbra Bumi, yakni pukul 22:50 WIB (7 Agustus). Puncak gerhana sendiri akan terjadi pada pukul 01:20 WIB (8 Agustus). Selanjutnya, gerhana akan berakhir pukul 03:50 WIB (8 Agustus). Puncak gerhana berlangsung selama 1 jam 55 menit.

19. Hujan Meteor Perseid ( 12 - 13 Agustus 2017 )
    Hujan meteor Perseid adalah salah satu hujan meteor terbaik untuk diamati. Bagaimana tidak, pada puncaknya, Perseid dapat memproduksi hingga 60 meteor per jam. Meteor-meteor yang melesat pada hujan meteor ini dihasilkan oleh debu komet Swift-Tuttle yang ditemukan pada 1862.
    Setiap tahunnya, Perseid terjadi pada rentang tanggal 17 Juli hingga 24 Agustus, dan puncaknya terjadi pada malam 12 Agustus hingga dini hari 13 Agustus. Sayangnya, di tahun 2017 hujan meteor Perseid bertepatan dengan fase Bulan bungkuk, sehingga cahaya Bulan yang terang dapat meredupkan meteor-meteor kecil.

20. Gerhana Matahari Total ( 21 Agustus 2017 )
    Sebuah peristiwa gerhana Matahari total -- ya, peristiwa yang sama seperti yang terjadi pada 9 Maret 2016 -- akan terjadi lagi pada 21 Agustus 2017. Tapi kali ini bukan Indonesia yang menjadi "tuan rumah"-nya, melainkan giliran Amerika Serikat.
    Seluruh warga di AS dapat bersuka cita, sebab untuk dataran hanya wilayah AS lah yang dilalui jalur gerhana total. Jalur totalitas akan dimulai di Samudra Pasifik dan akan melalui perjalanan panjang ke pusat wilayah AS.
Gerhana total akan terlihat di negara bagian Oregon, Idaho, Wyoming, Nebraska, Missouri, Kentucky, Tennessee, North Carolina, dan Carolina Selatan, sebelum akhirnya berakhir di Samudera Atlantik. Ingin "menjemput" gerhana di AS ini? Sebaiknya booking tiket perjalanan dan hotel dari sekarang!

21. Ekuinoks September ( 23 September 2017 )
   Sama seperti yang terjadi pada bulan Maret, di September 2017 juga akan terjadi peristiwa ekuinoks, tepatnya terjadi pada tanggal 23 pukul 03:02 WIB. Pada ekuinoks, Matahari akan bersinar langsung di atas ekuator. Ini juga merupakan hari pertama musim gugur di belahan Bumi utara dan hari pertama musim semi di belahan Bumi selatan.


22. Hujan Meteor Draconid ( 7 Oktober 2017 ) 
    Hujan meteor Draconid bukan merupakan hujan meteor besar, ia termasuk hujan meteor minor yang hanya berintensitas 10 meteor per jam. Hujan meteor init terjadi pada rentang tanggal 6-10 Oktober dan puncaknya terjadi pada tengah malam sampai dini hari tanggal 7 Oktober. Titik radiannya adalah rasi bintang Draco, dan hujan meteor ini dapat diamati di seluruh Indonesia dengan mata telanjang.

23. Hujan Meteor Orionid ( 21 -  22 Oktober 2017 ) 

Pernah melihat tiga bintang sejajar di langit malam? Itulah rasi bintang Orion. Pada tanggal 21-22 Oktober 2017, hujan meteor akan terjadi di rasi bintang ini, hujan meteor Orionid! Diperkirakan akan tampak 20 meteor per jam saat puncaknya. Tentu bisa diamati di seluruh Indonesia dengan mata telanjang.


24. Super Konjungsi Venus – Jupiter ( 13 November 2016 ) 

    Kedua objek paling cantik ini akan terlihat mesra pada hari itu, keduanya hanya terpisah jarak <1” jika diamati dari Bumi. Fenomena konjungsi Venus-Jupiter dapat teramati waktu pagi menjelang matahari terbit diarah timur langit. 

25. Hujan Meteor Leonid ( 17 - 18 November 2017 )
    Hujan meteor lagi? Yak, betul. Hujan meteor Leonid dapat memproduksi hingga 15 meteor per jam saat puncaknya. Anda bisa mengamatinya mulai malam 17 November hingga dini hari 18 November. Titik radiannya adalah rasi bintang Leo, dan tentu bisa diamati di seluruh Indonesia dengan mata telanjang.

26. Supermoon ( 3 Desember 2017)
    Walaupun tak sebesar Supermoon yang terjadi pada 14 November 2016 kemarin, Supermoon pada 3 Desember 2017 ini merupakan Bulan Purnama terbesar yang terjadi sepanjang tahun 2017. Fase Purnama akan terjadi pada pukul 22:47 WIB. Bulan akan nampak lebih besar dan lebih terang daripada kenampakan Bulan di tahun 2017.

27. Hujan Meteor Geminid ( 13 - 14 Desember 2017 )

    Hujan meteor Geminid adalah raja dari seluruh peristiwa hujan meteor, ia juga menjadi peristiwa hujan meteor penutup setiap tahunnya. Disebut raja hujan meteor, karena pada puncaknya Geminid dapat memproduksi hingga 120 meteor per jam. 
    Lesatan meteor pada hujan meteor Gemind berasal dari debu asteroid 3200 Phaethon, yang ditemukan pada tahun 1982. Hujan meteor ini terjadi pada rentang tanggal 7-17 Desember, dan puncaknya terjadi pada malam tanggal 13 Desember hingga dini hari 14 Desember. Bisa diamati di rasi bintang Gemini di seluruh Indonesia dengan mata telanjang.

28. Solstis Desember ( 21 Desember 2017 )
    Kebalikan dari solstis Juni, solstis Desember yang terjadi pada 23:28 WIB ini menandai peristiwa ketika kutub selatan Bumi akan lebih condong ke arah Matahari. Ini adalah hari pertama musim dingin (winter solstice) di belahan Bumi utara dan hari pertama musim panas (summer solstice) di belahan Bumi selatan.




Sekian Informasi dari DUNIA LANGIT
Jangan Lupa Share... And Like Fp, G+, IG Kami
                                   See You Again In DUNIA LANGIT

About the author

author
UnknownRealase at

Nothing

2 comments

      Comment Now